Portalgenz.com- HOOQ sebagai salah satu aplikasi Video
On Demand (VOD) akan menutup layanannya di
indonesia mulai 30 april besok. Melalui akun instagram resmi HOOQ memberikan
kata-kata terarakhirnya . Berikut kutipannya.
”Ketika sebuah cerita dimulai, maka seketika itu pula lahir sebuah
babak akhir yang akan menutup cerita itu sendiri.
Keseimbangan. Yin dan Yang. Alpha dan Omega. Milly dan Mamet.
Di hari ini, tibalah pula akhir dari perjalanan HOOQ dalam menceritakan
berbagai kisah-kisah yang luar biasa pun menghibur.
Di hari ini, mungkin akan penuh dengan kesedihan, bahkan isak tangis
yang memburu.
Namun, memori kebersamaan kita selama ini telah terekam dalam ingatan
dan membekas dalam kalbu. Memori yang akan menghapus tetesan air mata yang
mengalir membasahi pipi.
Terima kasih untuk kebersamaan kita. Terima kasih untuk dukungan kalian
selama ini. Terima kasih untuk semuanya.
Tanpa kalian HOOQ tidak akan bisa mencapai titik raihan terjauhnya,
yakni hari ini.
Hari ini, kami pamit. #TerimaKasihIndonesia “
Sejak diluncurkan di Indonesia pada
tahun 2016, HOOQ sebenarnya sudah bergerak sangat agresif. Bahkan HOOQ berani
mengklaim sebagai layanan VOD dengan basis data film Indonesia paling banyak. Bagaimana
tidak, dari 3.596 film Indonesia yang telah diproduksi 70 persen ada dalam
layanan streaming HOOQ. Keberhasilannya dalam hal menggaet banyak film
indonesia, dikarenakan HOOQ sejak awal telah menjalin kerja sama dengan rumah
produksi lokal semisal MD Pictures dan STARVISION. Tidak sampai disitu HOOQ
juga berhasil melobby berbagai perusahaan operator, sebut saja Tri, Indosat,
Ooredoo, dan Smartfren untuk menjalin kerja sama.
Tahun demi tahun berlalu, persaingan didunia VOD pun semakin ketat, dan juga banyak yang menyerupai platfrom sejenih
HOOQ bermunculan, sehingga HOOQ dinilai tidak dapat berkompetisi dengan
penyedia layanan VOD serupa yang juga beroprasi di Asia.
Dikutip dari laman Reauters HOOQ telah mengajukan berkas
likuidasi karena tidak dapat meraih profit yang
memadai untuk memenuhi biaya yang terus meningkat. Pengajuan berkas itu
dilakukan pada 27 maret 2020 oleh Singapore Telecommunication atau yang lebih
dikenal SINGTEL. Perusahan telekommunikasi asal singapura itu merupakan
pemegang saham mayoritas HOOQ, sejak
saat itulah HOOQ tidak lagi mengenakan biaya berlangganan kepada konsumen.
Melalui wartakotalive.com Guntur
Siboro, selaku Head of Hooq Indonesia mengatakan “kemungkinan para pemegang saham
ingin lebih fokus pada bisnis inti mereka masing-masing, di tengah kondisi
ekonomi yang tidak stabil saat ini. Untuk nasib pengguna sendiri, Hooq sudah
tidak membebankan biaya apa pun ke pengguna yang sudah ada sejak akhir Maret lalu.
Perlu kita ketahui HOOQ hadir
pertama kali pada Januari 2015 di beberapa negara Asia, seperti Filipina,
Thailand, India, Indonesia, dan Singapura.