Sulis(37) women entrepreneur muda yang bergerak di dunia kuliner ini awalnya hanya menjadikan profesinya sebagai usaha sampingan. Wanita kelahiran Madiun, Jawa Timur ini sudah menjalani dunia bisnis selama enam tahun. Berawal sebagai sales daging olahan, kini Sulis sudah memiliki usaha produksi pizza dan kebab frozen rumahan.
Usahanya dimulai dengan produksi kebab yang sudah berjalan selama empat tahun kemudian diikuti dengan produksi pizza selama dua tahun belakangan. Pertama kali ia menciptakan produk usahanya sendiri yaitu Bakso Solo beku. Karena pada saat itu Sulis masih bekerja sebagai sales daging olahan, cara pemasaran produknya pun dibarengi saat ia menawarkan produk kantornya ke customer.
Yang awalnya hanya membawa 25 bungkus, lama - kelamaan ia dapat membawa hingga tiga kali lipatnya. Hingga akhirnya Sulis memutuskan untuk memilih produk pizza dan kebab sebagai usahanya karena sudah dua tahun ini produk pizza memang menjadi trend dan untuk kebab sampai saat ini peminatnya masih cukup banyak.
Setelah satu tahun usahanya berjalan akhirnya dalam menjalankan produksi kebab dan pizza rumahan miliknya saat ini dibantu oleh lima orang pegawai dengan bagiannya masing -masing yaitu bagian produksi, packaging, dan bagian delivery. Dalam sehari Sulis dan lima pegawainya dapat memproduksi minimal 100 buah pizza dan kebab sedangkan jika ada event tertentu, Sulis dapat menjual hingga 500 buah. Pemasaran produk – produk ini dilakukan diberbagai tempat yaitu di hotel, restoran, cafĂ©, dan agen – agen frozen food. Terkadang, setiap satu bulan sekali Sulis dibantu pegawainya membuka stand di pasar malam menjualkan produknya.
“Mau lebaran pesanan tambah banyak, seorang bisa pesan sampe puluhan buat dibawa pulang kampung,” ujarnya.
Dengan harga satuannya untuk kebab adalah Rp 20.000 dan pizza Rp 5.500, perbulan Sulis bisa menghasilkan pendapatkan hingga 10juta rupiah bahkan saat waktu – waktu tertentu dimana kondisi menunjukan high on demand, produk yang dinamakan The Najwa ini bisa menghasilkan hingga belasan juta rupiah. Seperti saat ini menjelang lebaran, permintaan meningkat hingga dua kali lipat. Kebanyakan pembelinya memesan dengan jumlah banyak untuk merayakan lebaran.
Selain Sulis, ada pula Teresa Sumarni(35) seorang ibu muda yang memiliki usahanya sendiri di rumah yaitu Eggroll Tanahmas yang sudah berjalan sejak 2011.
“Kalau hanya jadi ibu rumah tangga kan mudah, tapi kita juga harus bisa ikut bantu suami mencari nafkah jangan bergantung terus,” ungkapnya.
Hobinya membuat aneka kue memotivasinya untuk menciptakan satu produk kue homemade yang jarang ditemukan sekarang ini. Bisnis ini dilakukannya seorang diri selama delapan tahun. Namun, menjelang lebaran Teresa dibantu oleh seorang pegawai tambahannya. Ibu satu anak ini memiliki beberapa pilihan packaging yaitu plastik dengan isi 25 kue dan toples dengan isi 20 kue.
Eggroll dijual dengan dua varian rasa yaitu original dan wijen. Tiap bungkusnya seberat 200g dan dipatok dengan harga Rp 18.000 untuk original dan Rp 20.000 untuk rasa wijen. Produksinya tidak dilakukan setiap hari karena berdasarkan pesanan yang masuk. Untuk satu adonan kue Teresa dapat memproduksi paling tidak 15 bungkus dan menjelang lebaran pesanannya jauh meningkat hingga 100 bungkus.