Water Canon milik Polres Banjarbaru saat melakukan penyemprotan disinfektan di sekitaran Kota Banjarbaru. Foto-Humas Polres Banjarbaru
Portalgenz- Segala macam cara dilakukan oleh masyarakat dunia, untuk terhindar dari virus mematikan dan mewabah saat ini. Mulai dari memakai maskersetiap ingin berpergian, mencuci tangan sesering mungkin, menjaga jarak dengan orang lain, hingga menyemprotkan disinfektan di jalanan maupun di sekitar lingkungan tempat tiggal. Terkait dengan penyemprotan disinfektan, WHO sebagai organisasi kesehatan dunia menilai hal tersebut merupakan hal yang konyol.
Di jakarta contohnya, seperti yang telah kita ketahui daerah ini telah masuk sebagai zona merah covid-19. Hal ini membuat pemerintah setempat fokus terhadap masalah penyebaran covid-19, yang dilakukan oleh pemerintah setempat salah satunya menyemprot disinfektan di jalan raya. Dengan mengerahkan komponen kepolisian untuk menyemprot disinfektan di jalan raya, tidak tanggung - tanggung aparat kepolisian memanfaatkan mobil water cannon untuk menyemprotkan disinfektan di jalan raya. Wowwww.......
Penyemprotan disinfektan di jalan raya dan lingkungan tempat tinggal memang bukan fenomena yang terjadi di jakarta saja. Di India, Meksiko, hingga Turki juga melakukan hal yang sama.
Disiarkan DW News, presenter Phil Gayle bertanya kepada Kepala Jaringan Wabah dan Tanggap Darurat Global WHO, Dale Fisher. Phil meminta pandangan kepada Fisher mengenai maraknya penyemprotan jalanan dengan memanfaatkan disinfektan yang dilakukan di mana-mana.
Fisher mengatakan "Mungkin itu adalah citra masyarakat yang kita anggap serius, saya tidak tahu. Yang jelas, itu adalah hal yang tidak kami rekomendasikan. Kami tidak percaya orang-orang tertular virus dari permukaan tanah “ perkataan ini si unggag oleh DW News di akun YouTubenya.
Fisher menilai Dari pada menyemprot jalanan dengan disinfektan mengandung yang klorin, alangkah baiknya menggalakkan kegiatan cuci tangan dengan sabun.
"Saya lebih setuju melihat orang-orang mencuci tangan dan menjaga jarak, hal seperti itulah yang merupakan aksi tanggap masyarakat terhadap virus, bukan menyemprotkan klorin di mana-mana," kata Fisher.
Dilansir dari laman Reuters, Fisher menganggap langkah penyemprotan jalanan dengan disinfektan bisa berisiko merugikan kesehatan masyarakat, membuang waktu, dan menghamburkan sumber daya.
"Itu adalah sebuah gambaran konyol di banyak negara," lanjut fisher
Fisher juga tidak percaya hal tersebut memiliki kontribusi yang besar untuk merenpon covid-19, bahkan menurutnya cara ini malah meracuni masyarakat.
"Saya tidak percaya itu bisa berkontribusi apapun untuk merespons (COVID-19) dan bisa beracun bagi masyarakat. Virus itu tidak akan bertahan lama di lingkungan dan orang-orang pada umumnya juga tidak menyentuh permukaan (tanah/jalanan)," kata Fisher.